Indonesia Gelap atau Kita yang Gelap?
UUD 1945 pasal 28: Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.
Sudah berapa lama ya? Kita semua shock, kita semua bingung, mulai dari efisienshit anggaran, pagar laut antah berantah, PPN 12%, kekerasan aparat, antara tambang dan kampus, dan…...masih banyak lagi bukan? Kalau sudah seperti ini, kita tidak bisa diam kan? Aku paham kok, aku juga masih malesan sama seperti kebanyakan kalian, tapi kalau terus-menerus di injak…..aku sih tidak bisa untuk tidak teriak.
Aku punya impian, negaraku jadi yang didambakan oleh setiap insan, oleh setiap raga, oleh setiap asa. Apa masih ada harapan? Kalian ngebayangin juga ga sih, kalo kita hidup di ambang kecemasan, saat semuanya udah dibredel, seperti lagu bayar bayar bayar punya Band Sukatani yang terpaksa di-takedown karena katanya menyebarkan ujaran kebencian, agak laen kan?
Kalo mengutip dari tulisan-tulisan Cak Nun di bukunya yang berjudul “Gelandangan di Kampung Sendiri” kira-kira seperti ini: Bayangin kalo suatu saat kalian dilarang pemerintah untuk kencing karena takut kalau kencing kalian mengandung virus, bayangin kalau nanti kalian dilarang untuk tidur karena takut ketika kalian tidur akan mengigau sambil mengamuk menebas-nebas pisau, atau bahkan kalian dilarang untuk sekadar nongkrong karena takut kalau ternyata tongkrongan itu bisa mengganggu stabilitas negara. Masih ingin diam? Masih malu kena omongan “halah sok ngebela hak rakyat”?
Unjuk Rasa Pertanda Bahwa Negara Masih Berfungsi
UUD 1945 pasal 1 ayat 1: Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik.
Negara kita berbentuk republik yang menganut asas demokrasi. Negara demokrasi adalah negara yang bentuk pemerintahannya dipimpin oleh pemerintah yang mewujudkan kedaulatan rakyat. Maka ketika rakyat masih menyelenggarakan unjuk rasa, negara yang berasaskan demokrasi masih berjalan dengan baik.
Jika profesi pemerintah hanya sekadar untuk mencari uang, bagaimana dengan rakyat yang bernasib malang? Bagaimana dengan nasib sandwich generation, gen z, millenial, dan semua pejuang rupiah? apa kita harus mengamini tagar #KaburAjaDulu supaya lepas dari bobroknya negara ini?
Aku sadar kok, aku cuma pemuda biasa yang bahkan lagi sering males-malesan. Berselancar di dunia maya, bermain game online bersama kawan sebaya, hingga streaming musik di platform kesayangan. Namun ketika negara tercinta ini sedang tidak baik-baik saja, aku rasa tidak pantas bagiku untuk terus diam, tidak pantas bagiku menjadi rakyat yang fatalis.
terus nulis bangg, karena kemungkinan besar cuman “tulisan” yg gak akan dibredel karena…. pemerintah gak suka baca HAHAHAH
BalasHapusmmmmmm semoga ga akan dibredel sih ya.......
Hapusbagus bang isi tulisan lu, ga terlalu kaku dan ya oke untuk dibaca
BalasHapusmakasiihh, kalau lagi iseng mampir-mampir lagi yaaa
HapusTulisannya udah kuat dan emosinya dapet, tapi bisa lebih kena kalau strukturnya lebih rapi, dan ajakannya lebih jelas. Kalau diperbaiki, ini bisa jadi tulisan yang impactful banget sih! keep going kak :D
BalasHapuswaahh makasih yaa pujian dan sarannya 🙌
Hapus